Jadi ceritanya aku—aneh juga menyebut dengan 'aku' ya?—sedang sangat penasaran akan Hutan Terlarang yang ada di sekolahku. Katanya di situ ada berbagai macam monster, bahkan hewan-hewan yang biasanya aku tahu hanya ada dalam dongeng. Tapi justru karena hanya ada dalam dongeng, aku makin penasaran!! Sekolahku saja asalanya aku percaya hanya ada dalam cerota—Oh iya, sekolahku ini keren loh, sekolah sihir! Dan aku bertemu banyak orang di sini. Ohoh kembali ke cerita awal. Jadi, karena aku penasaran tapi tidak berani masuk, akhirnya aku kesal, aku melempar-lemparkan kerikil yang ternyata kerikilnya nyasar kena temanku, namanya Lunna yang biasa aku sapa Lunlun!! Waah, aku minta maaf ya Lunlun.
Tapi tidak cuma sampai disini.
Entah dari mana tiba-tiba ada yang melemparkan petasan! Duh, Aku jelas marah. Tapi kalau tidak ada petasan itu aku tidak akan bertemu dengan senior cantik—eh ganteng—eh cantik, pokoknya gitu deh, senior berambut biru tua yang wow aku merasa muka ku merah setiap kali bertemu dengannya. Entahlah, aku juga tidak tahu yang pasti kalau dijelaskan dengan sederhana, mungkin aku ngefans dengan senior itu.Fufufuf. Dan eniwei, aku kaget saat itu, apalagi petasan kedua terdengar sama-sama nyaring. Saking kagetnya aku melonjak kaget dan memilih mendekat ke arah King [karena kalau dekat-dekat senior rambut biru itu aku bisa hilang akal] yang dalam hati aku bersumpah, mengutuk pengirim petasan itu untuk bisulan tujuh turunan!! huh!! Ngomong-ngomong, tidak ada Cal di situ, coba kalau ada Cal, siapa pun pasti bakal ciut karenanya. Uh, aku jadi kangen Cal, nanti aku samperin deh sambil bawa cookies. Ihiy.
Hutan Terlarang.
Diposting oleh
Clara Eustica Eileithyia
on Jumat, 19 November 2010
Label:
No no no.
0 komentar:
Posting Komentar